5 Cara Mengatur Gaji 2 Juta untuk Anak Kos yang Nggak Bikin Ngos-ngosan

Sebagai perantau, sobat mungkin harus ngekos supaya lebih dekat dengan tempat kerja. Karena itulah, penghasilan terpaksa dipotong untuk membayar biaya kos bulanan. Bagi yang bergaji selangit, ini pasti bukan permasalahan besar.

Tapi, sobat yang berpenghasilan pas-pasan tentunya mesti pandai mengatur keuangan supaya tidak “gali lubang tutup lubang” setiap bulannya.

Apalagi kalau gaji sobat tergolong dalam kategori rendah, seperti Rp 2.000.000,00, maka sobat pun harus ekstra berhati-hati dalam menggunakan setiap sen yang sobat punya.

Biasanya, pekerjaan seperti sales, customer service, administrasi, waiter/waitress, dan staf toko digaji di kisaran angka ini.

Kebanyakan artikel mungkin akan menyarankan sobat untuk mencari pekerjaan dengan bayaran yang lebih tinggi. Sayangnya, kondisi-kondisi tertentu bisa jadi penghambat bagi sobat untuk resign dan mencari pekerjaan lain, seperti tingkat pendidikan, kemampuan fisik, dsb.

Sebagai seseorang yang juga masih berpenghasilan pas-pasan, saya akan sharing beberapa cara mengatur gaji 2 juta untuk anak kos yang realistis.

Cara-cara ini sudah saya praktikkan sendiri, dan meski ada sejumlah hal yang kudu saya korbankan (nggak bisa shopping tanpa nabung dulu berbulan-bulan), saya masih bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari tanpa kekurangan, bahkan membayar aneka tagihan.

Sebelum mulai, saya mau memberi disclaimer bahwa setiap angka yang muncul di tulisan ini berdasarkan biaya hidup di Surabaya, ya. Nah, sobat bisa menyesuaikan sendiri nanti dengan kondisi sobat, oke? Yuk, langsung saja kita mulai.

Cara Mengatur Gaji 2 Juta untuk Anak Kos (yang Nggak Bikin Ngos-ngosan)

 Pertama-tama, di sini saya menetapkan biaya sewa kos per bulannya sebesar Rp 300.000,00[1]. Ini gunanya untuk memberikan gambaran kepada sobat tentang apa-apa saja yang sobat akan dapatkan dari harga segitu.

Murah, ya? Tapi, spesifikasi dan fasilitas yang sobat dapatkan terbatas, seperti:

  • Ukuran kamar yang relatif kecil (3 x 3 meter)
  • Biaya sewa tidak termasuk listrik (harus membayar lebih untuk pengeluaran ini)
  • Kamar mandi luar
  • Pemilik hanya menyediakan ranjang dan bantal untuk fasilitas kamar (perlengkapan lain seperti magic jar, lemari, dsb harus bawa sendiri)

Bagaimana? Kalau sobat termasuk tipe yang produktivitasnya amat terpengaruh dengan keadaan sekitar, kos ini boleh jadi kurang memadai untuk sobat.

Tapi, kalau sobat merasa itu sudah cukup sebagai tempat beristirahat, saya sarankan untuk mencari kamar dengan harga serupa.

Tempat lain barangkali ada yang berani menawarkan harga lebih murah untuk fasilitas yang sama, tetapi ada faktor-faktor lain yang harus dipertimbangkan, seperti:

  • Jam malam (penting kalau sobat bekerja di malam hari atau sewaktu-waktu harus lembur)
  • Jarak menuju tempat kerja
  • Ketersediaan fasilitas umum di sekitar area kos (ATM, kantor polisi, puskesmas, pasar, dll.)
  • Boleh mengajak tamu menginap
  • Sikap pemilik dan hubungan antara penghuni kos (ramah atau tidak)
  • Keamanan di sekitar area kos
  • Dan masih banyak lagi lainnya

Intinya, sebelum mengikuti cara-cara mengatur gaji 2 juta anak kos lainnya di bawah ini, sobat wajib mencari kamar kos yang pas dengan kantong dan selera sobat, ya.

Sekarang, mari kita masuk ke inti topik.

1. Buat Anggaran

Budget itu penting sekalipun pengeluaran sobat cuma terbatas pada membeli sembako dan bayar uang kos, listrik, serta jajan camilan di depan SD.

Faktanya, banyak orang yang beranggapan kalau budgeting itu justru bikin stres lantaran mengingatkan mereka tentang gaji yang cuma numpang lewat.

Supaya nggak stres, anggap saja anggaran itu sebagai teman bijak yang akan membantu sobat untuk mengeluarkan uang dengan cermat.

Tanpa budgeting, bisa-bisa sobat malah kalap belanja ini-itu. Kalau sudah begini, apa yang terjadi selanjutnya? Mestilah besar pasak daripada tiang! Alhasil, sobat pun harus meminjam sana-sini demi menutupi kekurangan pemasukan.

Jadi, jangan takut membuat anggaran, ya!

Saya sendiri biasanya membuat anggaran segera setelah gajian. Dengan begitu, saya nggak akan menggunakan uang saya dengan sembrono.

Apa saja yang perlu ditulis di dalam anggaran? Nggak banyak, cukup penghasilan dan pengeluaran yang perlu sobat bayarkan aja setiap bulan. Tapi perinciannya bisa bermacam-macam, tergantung jenis pengeluaran masing-masing.

Umumnya, penghasilan bisa dibagi ke beberapa pos berikut:

  • Gaji
  • Tunjangan dan bonus
  • Penghasilan lainnya (misalnya, usaha sampingan, hasil investasi, bantuan pemerintah, dll.)

Sementara itu, yang termasuk pengeluaran antara lain:

  • Biaya hunian (termasuk sewa kos, listrik, air, internet, iuran bulanan)
  • Biaya transportasi
  • Makanan dan minuman (baik itu yang masak sendiri atau jajan di luar)
  • Kesehatan dan asuransi (berobat ke dokter, beli obat di warung/apotek, cicilan BPJS)
  • Pendidikan (kalau sobat kebetulan juga masih bersekolah atau mengikuti kursus online)
  • Pakaian dan perlengkapan rumah tangga
  • Hiburan dan rekreasi (nonton film di bioskop, nongkrong bareng temen, rekreasi, dll.)
  • Tabungan dan investasi
  • Pembayaran utang (pinjaman atau cicilan apa pun)
  • Donasi atau amal
  • Dana darurat
  • Biaya lainnya (parkir, pulsa, kuota internet, kirim uang untuk orang tua atau saudara, dsb.)

Pengeluaran satu orang dan lainnya nggak sama, tapi ada satu hal yang pasti: gaji hendaknya dibagi secara logis.

Contohnya, bagus kalau sobat berniat untuk menabung seratus ribu tiap bulan. Tapi, kalau niat itu justru menghambat sobat untuk melunasi utang, sebaiknya jangan dipaksakan.

Atau, contoh lainnya, sobat ingin berderma kepada yayasan tertentu. Meski ini tergolong amal mulia, jangan sampai keinginan tersebut mempersulit keuangan sobat, hingga akhirnya sobat tidak mampu memenuhi kebutuhan primer.

Ini contoh anggaran untuk gaji 2 juta:

Inilah contoh budget gaji 2 juta untuk anak kos.

Seperti yang sobat bisa lihat, masih ada sisa dari gaji. Pada kasus ini, sobat bisa mengalokasikannya untuk hal lain, seperti dikirimkan untuk orang tua, berinvestasi, atau dimasukkan ke dalam dana darurat.

2. Kurangi Pengeluaran untuk Hiburan

Kembali ke contoh anggaran di atas, bisa dilihat bahwa pengeluarannya benar-benar hanya untuk hal-hal yang sifatnya “kebutuhan”, seperti makan, minum, kos, kesehatan, dan sebagainya. Nggak ada pos untuk pengeluaran yang bersifat hiburan, seperti ngemall, nonton di bioskop, atau nongkrong di cafĂ©.

Sobat mungkin bisa menebak mengapa. Ya, alasannya karena kegiatan-kegiatan semacam ini bener-bener menghabiskan duit.

Andai kata sobat berencana untuk nonton di bioskop, apa sobat murni mengeluarkan uang cuma buat tiket nontonnya aja? Pasti nggak, ‘kan? Sobat akan tergoda untuk beli minuman dan popcorn (karena nonton di bioskop nggak afdol tanpa popcorn).

Ditambah lagi, karena bioskop letaknya ada di mall, sobat akan melewati banyak kios-kios yang senantiasa mengumbar bujuk rayu supaya sobat menghambur-hamburkan uang secara impulsif.

Belum lagi kalau sobat lapar, maka sobat pun memutuskan untuk mampir ke food court. Wah, bisa ditebak, yang awalnya pengeluaran mungkin hanya puluhan ribu membengkak menjadi ratusan ribu.

Namun, bukan berarti sobat nggak boleh bersenang-senang, ya. Hiburan itu penting untuk menyegarkan pikiran dan memulihkan energi, apalagi setelah sobat bekerja keras sebulan penuh. Tanpa hiburan, sobat justru rentan stres, dan stres berlebih adalah awal dari datangnya berbagai penyakit.

Sebagai alternatif, sobat bisa memilih kegiatan-kegiatan healing yang murah, contohnya:

  • Baca novel atau komik online (manfaatkan situs gratis seperti Ipusnas, Webtoon, dan semacamnya)
  • Jalan pagi mengelilingi area sekitar tempat tinggal di hari libur (sekalian belanja sayur dan lauk-pauk di pasar untuk dimasak)
  • Ngeblog atau menulis cerita fiksi (lumayan jika traffic banyak, blog bisa dimonetisasi)
  • Menonton acara kesukaan di YouTube, Netflix, atau situs web streaming lainnya (gratis kalau di YouTube, sementara paket berlangganan Netflix paling murah dipatok seharga 54 ribu rupiah[2])
  • Senam bersama warga di hari Minggu
  • Belajar resep masakan baru
  • Main game (online atau offline)
  • Beribadah (supaya diberikan ketenangan batin)

Ada banyak, ‘kan? Atau, barangkali sobat bisa menambahkan alternatif lainnya? Tulis di kolom komentar, ya.

3. Masak Sendiri

Cara mengatur gaji 2 juta per bulan selanjutnya adalah dengan menghemat pengeluaran di pos makanan, yaitu dengan masak sendiri. Kalau selama ini sobat terbiasa makan di warung atau pesan delivery, saatnya untuk mulai belajar memasak.

Makan di warung atau pesan delivery nggak dilarang, kok. Ketika sobat sakit, tentunya nggak mungkin untuk memasak. Tapi, jangan jadikan ini kebiasaan.

Sekarang ini, saya percaya siapa saja bisa memasak, entah itu laki-laki atau perempuan, kendati hasil akhirnya nggak se-wah masakan para chef ternama. Toh pada akhirnya sobat sendiri yang akan mengonsumsinya, jadi nggak ada masalah, bukan?

Banyak website yang membagikan resep-resep sederhana bagi pemula. Di media sosial pun sobat bisa menemukan influencer berbagi resep-resep masakan murah meriah namun tetap enak.

Banyak informasi di internet tentang contoh resep anak kos murah meriah tapi tetap enak.

Sobat cukup mengetikkan “resep murah” atau “resep anak kos” di kolom pencarian, lalu pilih mana yang sobat sukai. Bisa masakan Jawa, Betawi, atau masakan khas negara tertentu, biasanya semuanya sudah di-remake supaya cukup dengan budget tertentu.

Menu favorit saya adalah tumis tahu tempe cabai hijau, yang cuma membutuhkan 20 ribu saja dan itu cukup untuk saya makan sendiri tiga kali sehari.

Selain masak sendiri, sobat juga hendaknya berbelanja di pasar. Harga sayuran dan kebutuhan dapur lainnya jelas lebih murah di pasar daripada di pengecer atau supermarket. Nggak hanya menghemat pengeluaran, belanja di pasar tradisional pun merupakan satu aksi untuk menguatkan ekonomi daerah, loh.[3]

Masak sendiri ini juga berlaku untuk bekal. Dengan menyiapkan bekal dari rumah, sobat tidak perlu membeli makan siang dari luar.

Seporsi makan siang lengkap dengan minumnya seharga 20 ribu sepintas mungkin terlihat seperti nominal yang kecil, ya? Tapi, dengan jumlah yang sama, tahukah bahwa sobat bisa mendapatkan tiga porsi telur dadar Padang dan kangkung belacan?

Di samping berhemat, memasak sendiri juga punya banyak manfaat positif lainnya, seperti lebih menyehatkan, makanan lebih higienis, melatih kreativitas, bahkan bisa mengatasi depresi juga! Keren nih.

4. Cari Alternatif Transportasi

Biasanya, kos murah berada di lokasi yang relatif jauh dari sarana-sarana publik, seperti sekolah, mall, bank, kantor pemerintahan, dan lainnya. Maka, ada kemungkinan tempat tinggal sobat berjarak cukup jauh dari tempat kerja.

Untuk mengatasinya, sobat mungkin berkendara ke kantor menggunakan sepeda motor. Kalau perjalanan pulang-pergi menghabiskan waktu berjam-jam, sobat pastinya membutuhkan bensin yang tidak sedikit.

Penduduk Indonesia rata-rata mengonsumsi BBM sebanyak 9 liter per hari[4]. Jika harga Pertalite 6.800 rupiah per liternya, maka dalam satu hari kita bisa merogoh Rp 61.200,00 demi transportasi saja.

Kebutuhan sobat bisa jadi lebih sedikit daripada ini, tetapi bagi yang pengeluarannya lebih banyak, nggak ada salahnya untuk mencari alternatif lainnya.

Misalnya, perjalanan pulang-pergi salah satu rekan kerja sobat melewati area kos sobat. Nah, sobat bisa menawarkan patungan bensin supaya lebih irit. Atau, cobalah berganti ke transportasi umum, seperti angkot, bus, atau kereta.

Namun, cara ini mungkin kurang pas jika kantor sobat tidak dilalui jalur transportasi umum, sehingga sobat masih harus oper ke kendaraan lainnya dari jalan utama untuk tiba di tempat tujuan.

Sementara itu, semisal jarak dari kos ke tempat kerja hanya terpaut ratusan meter atau satu kilometer, mengapa nggak bersepeda saja? Asalkan sobat bisa berkomitmen untuk berangkat lebih awal, cara ini sangat efektif untuk mengurangi pengeluaran di pos transportasi, pun lebih menyehatkan.

5. Kurangi Belanja Online

Saya kenal beberapa orang yang lebih memilih untuk berbelanja segala sesuatunya secara online, seperti perlengkapan mandi, pakaian, hingga ranjang tingkat (ya, ranjang tingkat).

Walau harus diakui bahwa di barang-barang di marketplace cenderung lebih bervariasi, sobat sebaiknya nggak terlalu sering berbelanja secara online.

Dari pendapat saya pribadi, online shopping justru membuat saya merasa lebih gampang mengeluarkan uang. Mengapa? Karena saya nggak benar-benar melihat wujud uang saya. Saya tahu jumlah uang yang saya miliki, tetapi itu hanya berupa angka-angka yang tertulis di layar.

Beda ketika saya harus datang sendiri ke toko dan membuka dompet, lalu menghitung lembar demi lembar rupiah yang harus saya bayarkan.

Faktor psikologis ini jelas membantu saya untuk lebih berhati-hati saat berbelanja, untuk senantiasa mengingat agar membeli seperlunya saja.

Apalagi, saat saya mengunjungi marketplace seperti Shopee dan Tokopedia, saya akan selalu disambut dengan aneka iklan bertuliskan “diskon 50%” dan “flash sale, hari ini terakhir”, yang membuat saya berpikir bahwa itu adalah kesempatan bagus untuk membeli sesuatu.

Padahal, belum tentu saya butuh senter murah itu, atau dispenser yang didiskon setengah harga.

Belum lagi ongkos kirimnya. Saat berbelanja di pasar atau mall, saya bisa membeli banyak barang di satu tempat sekaligus. Dengan kata lain, meskipun saya mungkin harus membayar ongkos transportasi, setidaknya saya nggak perlu membayar berulang kali.

Tapi, saya jarang menemukan seller yang menjual celana pendek dan panci di toko yang sama di Shopee.

Ini bukan berarti saya melarang sobat untuk membeli barang di toko online, ya. Ada beberapa situasi tertentu di mana pada akhirnya saya mesti berbelanja secara online.

Contohnya, ketika toko-toko di sekitar tempat tinggal saya nggak menawarkan benda yang saya cari. Atau, saat benda yang saya butuhkan memang dijual lebih murah di marketplace daripada di pasar atau supermarket terdekat (termasuk ongkos kirimnya sekaligus).

Penutup

Sekarang, sobat sudah tahu bagaimana cara mengatur gaji 2 juta untuk anak kos yang realistis, yaitu dengan:

  1. Membuat anggaran
  2. Mengurangi pengeluaran untuk hiburan
  3. Memasak sendiri
  4. Mencari alternatif transportasi
  5. Mengurangi belanja online

Tips di atas juga pas jika sobat sedang mencari cara mengatur gaji 2 juta ada cicilan. Kunci utamanya adalah untuk membedakan pengeluaran yang bersifat kebutuhan dan keinginan serta nggak gampang tergiur akan hal-hal yang bersifat praktis (pesan makanan menggunakan layanan antar, contohnya).

Prinsip saya adalah, kalau saya ogah mengeluarkan uang, berarti saya harus mau mengerahkan tenaga atau waktu lebih untuk mendapatkan sesuatu.

Semoga kelima cara mengatur gaji 2 juta untuk anak kos yang sudah saya bagikan ini bermanfaat untuk sobat. Tapi sobat juga boleh sharing tips versi sobat sendiri yang mungkin belum saya tulis. Tinggalkan jejak di kolom komentar, dan terima kasih sudah membaca. 

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "5 Cara Mengatur Gaji 2 Juta untuk Anak Kos yang Nggak Bikin Ngos-ngosan"

Post a Comment